Rawan DBD, Daerah Pesisir Pantai Rohil Harus di Fogging

Riautama – Rohil - Dinas Kesehatan Kabupaten Rohil diharapkan dapat melakukan pengasapan seperti melaksanakan fogging dan penyemprotan desinfektan untuk mencegah munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria terutama di semua daerah rawan.

Sejumlah daerah rawan tersebut sebagian besar berada di wilayah pesisir pantai. Hal tersebut sangat perlu dilakukan mengingat, kondisi sudah berada dalam cuaca pancaroba yang gilirannya sangat memungkinan munculnya penyakitt DBD maupun malaria.

Daerah pesisir pantai yang rawan dengan munculnya penyakit DBD maupun malaria tersebut, salah satu di antaranya yakni terdapat di beberapa daerah yang ada di wilayah Kecamatan Bangko.

‘’Saya melihat, kegiatan fogging maupun penyemprotan untuk mencegah munculnya penyakit DBD maupun malaria oleh instansi terkait itu, boleh dikatakan jarang sekali. Kalaupun dilaksanakan, harus ditemukan kasus DBD maupun malaria dulu. Artinya, kalau tidak ada kasus, maka fogging maupun penyemprotan, jelas tidak dilaksanakan. Padahal, di daerah kita ini kan termasuk rawan dengan penyakit ini,’’ kata Ulung Syarif (45) salah seorang warga Kelurahan Baganbarat.

Padahal, lanjut Ulung Syarif, kegiatan fogging maupun penyemprotan yang dilaksanakan itu merupakan salah satu bentuk dalam mencegah secara dini terhadap munculnya penyakit DBD maupun malaria.

‘’Harapan kita agar fogging maupun penyemprotan itu dapat dilakukan secara berkala dan berkesimbungan. Artinya, jangan ditemukan kasus, baru dilakukan fogging atau penyemprotan. Hal seperti ini, sangat perlu dilakukan mengingat kondisi yang ada saat ini, Kota Bagansiapi-api dan sekitarnya cuacanya sedang tidak menentu. Kadang panas dan terkadang ada hujan,’’ kata Ulung Syarif.

Camat Bangko, H Muhammad Nurhidayat yang lansir Riau Pos kemarin di Bagansiapi-api menjelaskan, pihaknya juga sangat berharap agar kegiatan pencegahan penyakit DBD melalui fogging maupun penyemprotan desinfektan untuk mencegah malaria sangat diperlukan di sejumlah daerah yang ada di wilayah Kecamatan Bangko.

Karena, penyakit tersebut boleh dikatakan setiap tahun muncul. ‘’Hanya saja, kondisinya tidak begitu banyak. Artinya, tidak begitu ada peningkatan secara signifkan,’’ kata Nurhidayat.

Hanya saja, lanjut Nurhidayat, upaya pencegahan terhadap penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk di wilayah Kecamatan Bangko sangat perlu dilakukan secara berkelanjutan oleh instansi terkait.

‘’Langlah-langkah seperti itu sangat perlu untuk segera direalisasikan. Karena, mencegah itu kan sangat diperlukan sekali. Mengingat kondisi dalam cuaca yang tidak menentu ini,’’kata Nurhidayat.(Sumber Riau Pos Online)