Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden usai debat pertama capres-cawapres |
Riautama - Pengamat politik dari
Pusat Demokrasi dan HAM Universitas Airlangga, Muhammad Asfar, mengatakan debat
capres sebenarnya hanya mempengaruhi pilihan dari 20% pemilih di Indonesia.
"Pemilih rasional
itu kurang lebih sekitar 20%, yaitu yang memilih karena program dari kandidat.
Hanya saja kalau misalnya calon ini tidak membawa perdebatan yang berkualitas
tentang positioning program dan juga sikap maka orang akan kembali memilih dengan
berdasarkan variabel lain bukan variabel rasional," jelas Asfar.
Asfar menambahkan
dalam debat pertama yang digelar KPU, dua pasangan capres masih tampak memiliki
visi dan program yang sama.Hal itu disebabkan pertanyaan yang diajukan kepada
capres tidak dipertajam.
"Ketika Prabowo
menyebutkan pilkada menghabiskan biaya mahal, tetapi tidak ditanya apakah akan
pemilihan kepala daerah akan dikembalikan ke DPRD."
"Demikian pula
soal hukuman mati bagi koruptor yang sempat disampaikan oleh tim sukses
Prabowo-Hatta, padahal itu bisa menjadi perdebatan yang menunjukkan sikap para
capres," jelas Asfar.
Diharapkan dalam sesi
debat selanjutnya para capres bisa diarahkan memaparkan sikap terhadap suatu
masalah sehingga bukan hanya sekedar menyampaikan gagasan.
Sebanyak lima debat
akan digelar sebelum pemilihan presiden 9 Juli nanti.
Pemerintahan
yang bersih
Prabowo
"Rekruitmen, saya
sependapat dengan Pak Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kita harus rekrut
orang-orang terbaik dengan sistem yang terbuka, transparansi penggunaan
teknologi informatika yang terbaru, saya sependapat e-government, sebanyak
mungkin kita gunakan teknologi yang modern, kita dapat kurangi
kebocoran-kebocoran itu."
Joko Widodo
"Pemerintahan
yang bersih bisa dilakukan ada dua hal, pembangunan sistem, seperti apa? Telah
kita lakukan dan buktikan jadi walikota dan gubernur, e-budgeting,
e-procurement, purchasing, katalog, IMB online. Cara-cara seperti itu yang kita
perlukan dan dinasionalkan. Pola rekrutmen yang benar dengan cara seleksi dan
promosi terbuka."
Bhineka
Tunggal Ika
Joko Widodo
"Keberagaman
sudah final, kami tak ingin mengungkit itu lagi, yang paling penting adalah
dilaksanakan."
Prabowo :
"Kalau kita
bicara, itu sebenarnya piranti hukum yang ada di negara kita sudah cukup, UUD
1945 sudah jelas apalagi dalam versi yang asli."
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !